Bupati Muda: Kebun Durian Magnet Wisata Daerah
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengajak masyarakat untuk menjaga eksistensi kebun durian di Kabupaten Kubu Raya. Menurut Muda, kebun-kebun durian adalah satu di antara aset berharga daerah. Terlebih Kubu Raya merupakan salah satu dari tiga daerah pemilik durian unggul di Kalimantan Barat selain Sanggau dan Bengkayang.
“Kita harapkan terjaga, jangan sampai kebun-kebun durian di Kubu Raya sama dengan di beberapa daerah lain di mana duriannya semakin sedikit,” ujar Muda saat menghadiri acara makan durian bersama 500 anak yatim di halaman Kantor Camat Sungai Kakap, Minggu (5/1).
Menurut Muda, kegiatan makan durian bersama merupakan langkah sederhana yang efektif dalam upaya pelestarian kebun durian. Ia mengungkapkan, ada fenomena di masyarakat di mana generasi selanjutnya dari pemilik kebun lebih cenderung menjual kebun dengan berbagai alasan. Padahal kebun-kebun durian merupakan aset luar biasa.
“Nah, kegiatan ini sebenarnya berangkat dari suatu inisiatif sederhana, tapi bisa mengalir menjadi suatu kekuatan untuk merawat kebun-kebun. Kita khawatir kalau tidak dipertahankan kebun-kebun akhirnya bisa habis. Durian ini merupakana aset luar biasa, ini magnet wisata kita yang di Kubu Raya sangat unggul durian-duriannya,” tuturnya.
Muda menegaskan, sebagai salah satu pintu masuk Kalimantan Barat dari udara, darat, dan air, Kubu Raya menjadi perlintasan mobilitas orang. Karena itu, keberadaan kebun-kebun durian menjadi potensi aset wisata yang harus dijaga.
“Ini menjadi aset wisata yang luar biasa. Kubu Raya ini kan tempatnya orang datang dari luar. Mari kita bekerja sama dalam menjaga asetaset alam yang ada baik buah durian, langsat, nagka, dan sebagainya. Ini akan menjadi perhatian kami terkait tata ruang juga,” ajaknya.
Wakil Bupati Sujiwo menyatakan pemerintah daerah akan melakukan upaya serius guna mencegah berkurangnya lahan-lahan pertanian khususnya durian. Di antara upaya yang dilakukan yakni menyempurnakan Rencana Tata Ruang Wilayah agar pemilik kebun tidak dengan mudah menjual lahannya.
“Kita berharap agar lahan-lahan kebun durian bisa dipertahankan. Bahkan kalau bisa diperluas. Nah ke depan kan ada tata ruang wilayah. Tata ruang tentang pemetaan wilayah. Nanti akan kita tetapkan mana daerah industri, daerah hortikultura, daerah pergudangan, dan lain-lain. Itu akan kita petakan,” paparnya.
Terkait acara makan durian bersama anak yatim, Bupati Muda menyebut hal itu sebagai salah satu cara ibadah yang baik. Yakni memberikan kebahagiaan kepada anak-anak yatim. Karena itu, ia mengajak para pemilik kebun durian untuk dapat menggelar kegiatan serupa.
Dirinya mengapresiasi komunitas Sayang Kubu Raya dan Rumah Zakat Pontianak yang bekerja sama menginisiasi kegiatan. “Mudah-mudahan menjadi doa supaya durian tetap terjaga bahkan makin banyak di Kubu Raya. Semoga tiap tahun ini bisa diadakan dan tidak hanya di sini.
Yang punya kebun juga mengundang anak-anak yatim untuk makan durian di kebunnya. Itu salah satu ibadah yang menyenangkan,” tuturnya. Menurut Muda, makan durian bersama menjadi ruang silaturahmi. Di mana dapat saling membahagiakan dan merekatkan pemerintah daerah dengan masyarakat. “Melalui makan durian bersama menjadikan kita saling kenal dan sekaligus mempromosikan serta berusaha merawat kebun-kebun durian yang ada di Kubu Raya,” sebutnya. Pimpinan Komunitas Sayang Kubu Raya, Juliansyah, mengatakan komunitasnya punya atensi khusus pada anak yatim dan kaum duafa.
Untuk kegiatan makan durian bersama, komunitas menyiapkan 750 buah durian dengan melibatkan sejumlah donatur. “Dari rencana menghadirkan 500 anak yatim se-Sungai Kakap, yang dapat hadir sejumlah 440 orang.
Durian yang disiapkan adalah durian unggul dari Sungai Pinang dan Sungai Parang. Kami hadir di sini untuk membahagiakan adik-adik kita karena ke depannya di akhirat nanti merekalah yang membahagiakan kita,” ucapnya. Kegiatan makan durian bersama dihadiri Bupati Muda Mahendrawan, Wakil Bupati Sujiwo, dan Sekretaris Daerah Yusran Anizam. (rio)