Pelatihan ANR Bagi LPHD Pangkalan Telok

PELATIHAN ASSISTED NATURAL REGENERATION (ANR) BAGI LEMBAGA PENGELOLA HUTAN DESA PANGKALAN TELOK KABUPATEN KETAPANG

Tropenbos Indonesia dengan fasilitasi UPT KPH Wilayah Ketapang Selatan dan Pemerintah Desa Pangkalan Telok melakukan kegiatan pelatihan Assisted Natural Regeneration (ANR) bagi Lembaga Pengelola Hutan Desa Pangkalan Telok Kabupaten Ketapang pada tanggal 28 – 29 Mei 2024 di Desa Pangkalan Telok. Kegiatan ini dihadiri sebanyak 21 orang yang merupakan perwakilan dari UPT KPH Wilayah Ketapang Selatan, Pemerintah Desa Pangkalan Telok, BPD Desa Pangkalan Telok, LPHD Pangkalan Telok, Regu Damkarhutla, Tim Patroli Pengamanan Hutan, Tokoh Masyarakat, dan Tropenbos Indonesia.

Dalam sambutannya Adit Darmawansyah selaku Kepala Desa Pangkalan Telok menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ANR yang dilakukan untuk LPHD Pangkalan Telok ini merupakan salah satu metode atau upaya yang digunakan untuk mengembalikan kondisi hutan yang mengalami kerusakan menjadi lebih baik. Namun demikian, Bapak Adit Darmawansyah berpesan kepada LPHD Pangkalan Telok dapat memperhatikan manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi dalam pengelolaan Hutan Desa Pangkalan Telok.


Lebih lanjut Kuswadi, SP selaku Kepala UPT KPH Wilayah Ketapang Selatan pada sambutan pembukaan kegiatan pelatihan ini menyampaikan bahwa pendampingan perhutanan sosial di Kabupaten Ketapang di wilayah kerja UPT KPH Ketapang Selatan, baru Tropenbos Indonesia yang saat ini bekerjasama dengan 4 LPHD sudah membangun kantor LPHD dan melengkapi sarana prasarana yang cukup lengkap untuk operasionalisasi LPHD dalam menunjang/menjalankan kewajiban LPHD sebagai pemegang areal persetujuan pengelolaan hutan desa. Kuswadi, SP menekankan bahwa LPHD dapat mengembangkan potensi yang ada di areal hutan desa, misalnya adanya sumber mata air yang dapat digunakan untuk memproduksi air mineral kemasan galon/botol/gelas yang dapat dilakukan oleh unit usaha melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial.
Mulyadi (Tropenbos Indonesia) selaku narasumber dalam pelatihan ANR ini menyebutkan bahwa kegiatan pelatihan ANR ini terbagi menjadi 2 metode/pendekatan yaitu: i) penyampaian materi tentang dasar-dasar pelaksanaan kegiatan ANR, penentuan jenis prioritas regeneriasi alami dan teknik penandaan batas areal ANR dan pemeliharaan regenerasi alami; ii) praktek lapangan tata cara dan persiapan penandaan batas areal ANR dan teknik pemilihan/identifikasi anakan alami serta teknik pembebasan anakan alami. Mulyadi menyampaikan bahwa ANR adalah suatu upaya pemulihan ekosistem hutan secara alami dengan membantu memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi anakan alami.
Kegiatan ANR dapat dilakukan di kawasan hutan produksi, kawasan konservasi, kawasan hutan lindung, dan kawasan hutan pada areal perhutanan sosial. Namun dalam praktiknya, hal terpenting yang perlu diperhatiakan adalah pemilihan jenis prioritas anakan regenerasi alami. Mulyadi menyebutkan ada beberapa pertimbangan yang dapat menjadi acuan dalam proses pemilihan jenis prioritas yaitu: (i) Kesesuaian jenis tanaman dengan tapak tempat tumbuh, (ii) Mengetahui karakteristik jenis tanaman prioritas terkait kebutuhannya terhadap cahaya (jenis butuh naungan/toleran dan tidak perlu naungan/intoleran), (iii) Pertimbangan ekonomis, (iv) Pertimbangan sisoal budaya setempat, dan (v) Pertimbangan ketersediaan jenis di lokasi.

Dalam materinya Mulyadi menyebutkan tahapan pelaksanaan kegiatan ANR harus menentukan lokasi kegiatan, perlu melakukan survei lokasi ANR, melakukan sosialisasi kepada masyarakat, menyusun rencana pelaksanaan kegiatan ANR, membentuk regu pelaksana ANR, melakukan bimbingan teknis pelaksanaan ANR, melakukan penandaan batas areal ANR, melakukan identifikasi/mengenali dan pemeliharaan regenerasi alami, melakukan perlindungan pengamanan areal ANR, serta perlu dilakukan monitoring keberhasilan tumbuh regenerasi ANR.


Setelah selesai menyampaikan materi pelatihan ANR, kemudian peserta pelatihan bersama narasumber dan pendamping melakukan praktik membuat demplot ANR seluas ± 2 ha di areal Hutan Desa Pangkalan Telok. Di dalam praktiknya, pelatihan ini menerapkan dua pendekatan yaitu: (1) Memanfaatkan anakan regenerasi alami untuk dipelihara dan (2) Melakukan pengkayaan jenis maupun jumlah anakan regenerasi alami dengan cara menambah atau mendatangkan bibit/anakan untuk ditanam di lokasi ANR. Pemilihan pendekatan pertama yaitu dengan cara memanfaatkan anakan regenerasi alami dilakukan jika ketersediaan anakan regenerasi alami di lokasi/blok ANR tersebut cukup melimpah (jumlah semai > 1.000 batang/ha), Adapun pemilihan pendekatan kedua melalui pengkayaan tanaman, dilakukan jika areal ANR memiliki jumlah semai < 1.000 batang/ha.
Kusnadi selaku pendamping dari Tropenbos Indoensia menjelaskan bahwa pengkayaan yang dilakukan pada blok ANR ditanam dengan jarak 10 x 10 meter dengan jumlah pengkayaan anak berjumlah 100 batang/ha. Sedangkan untuk blok ANR dengan metode memelihara anakan regenerasi alami disepakati setidaknya 13 jenis prioritas. Namun pada pelaksanaannya di lapangan tidak menutup kemungkinan jenis lain yang bukan merupakan daftar jenis prioritas juga dapat dilakukan pemeliharaan. Selanjutnya jenis-jenis alami yang dijumpai di lapangan dapat dilakukan identifikasi untuk mengetahui nama ilmiah serta status konservasinya.

******
DOKUMENTASI

Read Previous

KESIAPAN PELAKSANAAN PROLIGA VOLLY 2024 DI KOTA PONTIANAK

Read Next

Lomba Debat Hukum Dalam Rangka Memperingati HUT Bhayangkara Ke-78