PSI Kalbar Terus Bergerak
Tempatkan Kepengurusan Sampai Tingkat Kelurahan dan Desa
PONTIANAK-Ketua DPW PSI Kalimantan Barat Alexius Akim terus menyolidkan barisan PSI. Belum lama ini, ia melaksanakan rapat penyusunan program kerja PSI Kalbar 2020 dengan melibatkan biro-biro yang ada distruktur PSI Kalbar. Ada Sembilan biro terlibat. Tujuannya untuk memberi arah kerja politik PSI 2020 di Kalbar.
“Ada banyak hal dibahas pada rapat penyusunan program PSI Kalbar. Salah satunya saya meminta setiap DPD PSI di masing-masing Kabupaten/Kota agar segera membentuk DPC di tingkat Kecamatan dan dilanjutkan di tingkat Kelurahan dan desa,” ungkap Alexius Akim kepada Pontianak Post, Rabu (19/2) malam.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar itu melanjutkan, ada tiga perjuangan PSI yang mesti dilakukan oleh setiap pengurus, kader dan simpatisan sebagai wujud kerja nyata PSI. Tiga hal tersebut adalah menebar kebajikan. Inti dari kebajikan ini adalah perbuatan baik. Yaitu bagaimana orang-orang PSI berpolitik dengan mengedepankan kebaikan, kejujuran, keadaban dan berperikemanusiaan.
Kemudian harus bisa merawat keberagaman. PSI menyadari betul bahwa manusia tidak akan bisa hidup sendiri-sendiri, atau hanya kelempok tertentu saja. Tetapi bagaimana merajut kebersamaan itu agar berdampingan, saling memahami dan akhirnya membuahkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat.
Terakhir, memperkokoh solidaritas. “Jika kita sudah saling memahami, hidup berdampingan yang rukun, senyata, tentu rasa solidaritas harus semakin diperkokoh demi mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa yang tertuang di dalam Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika dalam wadah NKRI,” katanya.
Diharap, trilogi perjuangan PSI ini perlahan bisa dipahami masyarakat. Dalam upaya mengenalkan kepada masyarakat, sebagai partai baru, diharap DNA milik PSI ini dapat memberikan warna tersendiri untuk mencapai tujuan politiknya.
Seperti diketahui pula bahwa PSI yang berisi hampir 90 persen orang-orang muda (milenial) memiliki ide dan gagasan cerdas diyakini bisa jadi pembeda dan mampu memberi warna tersendiri dalam mengisi pembangunan ke depannya sebagai produk politik kaum milenial.(iza)